Friday, April 26, 2019

Distributor Wood Pellet Murah Kualitas Expor

Distributor Wood Pellet - Jual Pelet Kayu/ Jual Wood Pellet – Kami distributor wood pellet  menjual wood pellet  atau pelet kayu murah berkualitas. Bukan hanya wood pellet saja, kami juga menjual alat burnernya. Kami memiliki kapasitas 5000 ton /bulan siap sedia mensuplai kebutuhan wood pellet Anda. Harga Pellet Kayu Murah Berkualitas- Buat kamu para agen wood pellet netter yang seinrg mencari wood pellet, ane di sini coba share beberapa jenis harga pelet kayu atau harga wood pellet. Ada harga wood pellet utnuk pasar loka dan juga juga harga wood pellet utk pasar internasional atau pasar expor. Saya akan ambilkan beberapa sumber utnutk harga wood pellet dari situs yang jual wood pellet atau jual pelet kayu.

Potensi Penggunaan Pelet Kayu sebagai Bahan Bakar Alternatif

Bahan bakar yang biasa digunakan di industri antara lain solar, batubara dan gas. Kadar kalori bahan bakar batubara berkisar antara 4.500 – 6.000 kcal, sedangkan gas alam 9.350 kcal (UNEP, 2005). Perubahan paradigma untuk menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan menjadi peluang untuk pengembangan energi biomasa seperti pelet kayu. Peningkatan permintaan untuk pelet di Eropa dan penurunan biaya pengangkutan laut telah menciptakan peluang-peluang baru bagi pengembangan pelet kayu (Poyry, 2010).

Distributor Wood Pellet Murah Kualitas Expor

Prosedur Pembelian Wood Pellet

Untuk para agen wood pellet atau suplier wood pellet silahkan untuk membaca prosedur pembelian terlebih dahulu, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan hubungi kami di kontak ini.

Untuk Penjualan pasar dalam Negeri:

  1. BUYER MENGAJUKAN LOI (LETTER OF INTERESTED) ATAU PO (purchase order) ber-kop surat perusahaan BUYER (bila ada) kepada SELLER yang berisikan Detail Customer/ pembeli, contact person, detail products, total kuantiti, HS.code, terima pembelian ( FOB atau include ongkir sampai tujuan) , packing. Dll
  2. SELLER akan mengeluarkan FCO (full corporate offer) yang berisikan spek barang, harga barang, harga terma penjualan, dan beserta Sales Contract / MOU disertai stampel dan signature SELLER dan Buyer dan dibubuhi materai 6000.
  3. Setelah konfirmasi kesepakatan dan cleared, Seller akan menerbitkan Packing list dan Commercial Invoice dan menyerahkan kepada Buyer.
  4. Buyer akan mengirimkan sejumlah total dana berdasarkan invoice kepada Seller Bank account.
  5. Seller akan mengirimkan barang yang dibeli oleh Buyer ke tempat dimana pihak buyer berada/ Buyer’s address.
  6. Apabila barang sudah diterima oleh Buyer, maka harap dicek segera dan memberikan feedback ke website ini (Wajib).
  7. Waktu untuk mengajukan komplain adalah 3 hari setelah barang diterima oleh buyer. Setelah itu, Pihak SELLER Tidak bertanggung jawab apabila ada kerusakan atau ketidaksesuaian.

Untuk Penjualan pasar Export:

Wood pellets indonesia telah dikenal sebgai wood pellet dengan grade A sehingga banyak buyer dari Korea, Jepang, dan negara eropa. Maka Pabrik wood pellet kami berkapasitas 5000 ton /bulan. 

  1. BUYER MENGAJUKAN LOI (LETTER OF INTERESTED) ATAU PO (purchase order) ber-kop surat perusahaan BUYER ( bila ada) yang berisikan Detail Customer/ pembeli, contact person, detail products, total kuantiti, HS.code, terma pembelian ( FOB atau CFR/CIF) , packaging, pembayaran (Telegraphic Transfer (TT) or LC/SBLC) . Dll kepada SELLER.
  2. SELLER akan mengeluarkan FCO ( full corporate offer) yang berisikan spek barang, harga barang, harga terma penjualan, dan beserta Sales Contract / MOU disertai stamp dan signature SELLER dan Buyer.
  3. Setelah konfirmasi kesepakatan dan cleared, Seller akan menerbitkan Packing list dan Commercial Invoice dan menyerahkan kepada Buyer.
  4. Buyer sebagai applicant/importir akan menerbitkan draft LC ( jika payment terms by LC) dan mengirimkan ke pihak Seller sebagai beneficiary untuk dicek lebih lanjut.
  5. Jika sudah cleared, maka Buyer akan membuka original LC on.
  6. Seller/benficiary akan menerima instrument LC via Beneficiary Bank yang ditunjuk di Indonesia dan mulai untuk muat barang ke kapal/airline sesuai ketentuan di LC.
  7. Seller akan mendapatkan Original BL (Bill of lading) atau AWB (aerobill) dari shipping.
  8. Seller menyerahkan data-data/dokumen-dokumen ke benerficiary bank di Indonesia berupa PL, invoice, BL/AWB, COO dll yg diperlukan untuk disubmit berdasarkan prosedur di LC.
  9. Beneficary bank akan mengirimkan seluruh document ke Buyer/ applicant Bank.
  10. Setelah Applicant bank sudah menerima seluruh dokumen dari beneficiary bank dan telah mengecek kelengkapannya, maka applicant bank akan mengirimkan sejumlah dana berdasarkan total invoice kepada beneficiary bank. Dan beneficiary bank akan mentransfer ke no.rek Seller.

Bahan Bakar Pelet Kayu

Pelet biomassa umumnya merupakan bahan bakar unggul bila dibandingkan untuk bahan baku mentahnya (misalnya serbuk gergajian). Pelet lebih padat dan memiliki energi yang besar, mudah untuk menangani, tidak perlu ruang penyimpanan yang besar, memiliki sifat yang ramah lingkungan, sehingga membuatnya sangat menarik untuk digunakan (Ciolkosz, 2009).
Pelet yang berkualitas tinggi adalah : kering, keras, dan tahan lama, dengan jumlah abu yang tersisa setelah pembakaran rendah. Menurut Pelet Fuels Institute, pelet yang “premium” pelet harus memiliki kandungan abu kurang dari 1 %, sedangkan “standar” memiliki sebanyak 2 %.
Pelet kayu adalah salah satu tipe bahan bakar kayu, bahan bakar yang bebas dari unsur karbon, dibuat dari pengepresan serbuk gergaji. Bahan baku pelet kayu terdiri dari bebetan (limbah dari pabrik veneer), sebetan (limbah pabrik gergajian), serbuk gergajian (limbah pabrik gergajian) dan bacore dengan diameter kurang dari 10 cm (limbah veneer).

Baca Juga :

Distributor Wood Pellet Murah Kualitas Expor

Rendemen pelet dari serbuk gergajian 80%, sedang dari atau bebetan dari 1 m3 bahan baku bisa menjadi 1,5 m serbuk gergajian dengan kadar air maksimal 10%. Pelet kayu sangat padat dan diproduksi dengan kadar kelembaban rendah (dibawah 10%) yang dapat dibakar dengan efisiensi pembakaran yang tinggi. Bahan baku pelet kayu berasal dari serbuk gergaji kayu, contohnya pelet kayu (sengon). Dalam 1 kg pelet kayu memiliki kalori sebesar 4.500- 4.800 kcal.

Thursday, April 25, 2019

KEUNGGULAN WOODPELLET SEBAGAI SUMBER ENERGI

KEUNGGULAN WOODPELLET SEBAGAI SUMBER ENERGI - Bila dibandingkan dengan bahan bakar lainnya wood pellet memiliki kelebihan antara lain: 1) Memiliki emisi CO2 10 kali lebih rendah dari batu bara dan minyak serta 8 kali lebih rendah dari penggunaan gas; 2) Kadar air yang konstan; 3) Praktis dalam hal penggunaan dan penyimpanan; 4) Nilai kalor 4,7 KWh/kg atau 19,6 GJ/od mg yang hampir sama dengan batu bara pada jumlah yang sama; 5) Mudah dinyalakan; 6) Kadar abu yang rendah 0,5%; dan 7) Asap lebih rendah dari penggunaan kayu bakar lainnya;Secara garis besar bahwa penggunaan woodpellet memiliki keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fosil, antara lain dapat diperbarui (renewable), efisein karena biaya lebih rendah, bersih, lebih ekonomis, mudah penggunaannya baik untuk memasak maupun untuk pembangkit listrik dan ramah lingkungan karena kadar karbon yang dihasilkan lebih rendah. Dengan berbagai keunggulan tersebut wood pellet telah menjadi sumber energi baru di masa mendatang. Wood pellet dapat pula digunakan sebagai pembangkit listrik. Di negara Amerika dan Eropa wood pellet dibakar dengan sistem gasifikasi yang menghasilkan panas untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan oleh boiler inilah yang digunakan untuk menggerakkan turbin penghasil listrik.

KEUNGGULAN WOODPELLET SEBAGAI SUMBER ENERGI

Sebagai salah satu bahan bakar yang banyak dipakai oleh penduduk dunia, pelet kayu. (Wood Pellet) memiliki banyak keunggulan sebagai bahan bakar yaitu antara lain : 
  • Merupakan sumber panas yang efisien karena mengandung tingkat kelembapan dan abu yang sangat rendah, dengan kalori 4.200 - 4.800 kCal/kg 
  • Energi yang dihasilkan tinggi namun emisi rendah [dibawah 0,1 kg CO2/kwh] bahan bakar karbon netral 
  • Penggunaan bahan bakar pelet kayu [wood pellet] sebagai bahan bakar dari mulai pengguna di skala rumah tangga sampai dengan skala industri dapat menghemat biaya produksi atau biaya pengeluaran untuk memasak yang sangat signifikan 

PELET KAYU SEBAGAI SUMBER ENERGI RENDAH EMISI

Tidak ada satupun sumber energi yang memiliki kemampuan sebagai solusi tunggal dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengkombinasikan sumber-sumber energi baru dan terbarukan, termasuk pelet kayu. Pelet kayu adalah hasil pengolahan dari kayu bulat atau limbah kayu menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga berbentuk silindris dengan diameter 6-10 mm dan panjang 1-3 cm dengan kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5 m3/ton. Pelet kayu banyak digunakan di Eropa dan Amerika sebagai sumber energi untuk pemanas ruangan pada musim dingin dan energi penghasil listrik (carbon for electricity), serta sebagai sumber energi di rumah tangga untuk keperluan memasak. Pelet kayu menghasilkan rasio panas yang relatif tinggi antara output dan input-nya (19:1 hingga 20:1) dan energi sekitar 4,7kWh/kg.

Video Perbandingan pemakaian Gas sama wood pellet

 
Penggunaan pelet kayu sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan dengan minyak tanah dan gas. Emisi CO2 dari pelet kayu sekitar sepuluh kali lebih rendah dibandingkan dengan batu bara dan bahan bakar minyak, serta delapan kali lebih rendah daripada gas. Selain emisi CO2 yang dikeluarkan dari hasil pembakarannya rendah, juga berasal dari bahan baku terbarukan yang bersifat carbon neutral. Pelet kayu dapat disebut sebagai carbon neutral karena dianggap tidak menambah emisi CO2 ke atmosfer. Semasa pertumbuhan, pohon ini telah menyerap CO2 dengan jumlah yang diserap dapat lebih besar daripada yang dilepaskan, bahkan bisa menjadi karbon negatif.

International Energy Association Bioenergy Task 40 melaporkan pada tahun 2007 negara-negara di Eropa memproduksi 4,5 juta ton pelet kayu dengan tingkat konsumsi sebesar 5,5 juta ton, terbanyak untuk kelistrikan dan sumber panas. Penggunaan pelet kayu juga telah meluas hingga ke Asia. Setiap tahunnya kebutuhan bahan baku kayu pelet di Korea Selatan mencapai 60 ribu ton dan akan terus meningkat ditengah kebijakan pemerintahnya untuk mensubstitusi bahan bakar batu bara dengan pelet kayu.

Kebijakan Pemerintah Korea Selatan untuk mencari sumber biomassa di luar negeri direspon oleh pebisnisnya dengan menggelontorkan investasi untuk industri pelet kayu di Indonesia. Kebutuhan pelet kayu Korea Selatan sebagian besar dipasok oleh industri pelet kayu Indonesia yang saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 40 ribu ton per tahun. Sementara di dalam negeri, pasar pelet kayu domestik belum terlalu besar. Hal ini disebabkan karena kesadaran yang belum tinggi terhadap bahan bakar rendah emisi, ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak dan gas, dan belum adanya pengembangan teknologi yang memudahkan penggunaannya di tingkat rumah tangga.

Keunggulan Komparatif Indonesia sebagai Penghasil Kayu dari Jenis Pohon Cepat Tumbuh

Mulai meningkatnya konsumsi energi pelet kayu di luar negeri ternyata belum dilirik sebagai kebijakan energi alternatif di Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara tropis yang terletak di garis khatulistiwa, dimana sinar matahari sebagai syarat utama pertumbuhan pohon bersinar sepanjang tahun. Keunggulan komparatif ini belum disadari sepenuhnya oleh pengambil kebijakan di Indonesia. Tanaman yang selama ini dikembangkan di Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti jenis Akasia (Acacia mangium) dan Ekaliptus (Eucalyptus spp.) dapat mencapai diamater 30 cm hanya dalam waktu lima tahun. Sementara jenis yang sama jika ditanam di iklim sub-tropis membutuhkan waktu 40-60 tahun. Keunggulan komparatif inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan dalam pengembangan energi terbarukan.

Bca Juga :
Metode Membikin Wood Pellet atau Pelet Kayu Dengan Serbuk Gergaji 
Pabrik Wood Pellet di Surabaya, Jawa Timur


Keunggulan lainnya dalam pengembangan pelet kayu adalah telah dilakukannya upaya pengembangan HTI secara besar-besaran dengan jenis tanaman cepat tumbuh. Hal ini akan menjawab persoalan terkait ketersediaan bahan baku biofuel yang selama ini menjadi salah satu masalah terbesar dalam pengembangannya. Biofuel memang bisa dihasilkan dari jenis tanaman singkong, tebu, nyamplung dan tanaman lainnya, namun ketersediaannya tidak stabil dan tidak dalam skala besar karena berbenturan dengan komoditas pangan. Jikapun ingin dibuat dalam skala besar, kendalanya selalu terdapat dalam pengadaan lahan yang sangat sulit didapat secara luas dan terintegrasi. Oleh karena itu, luas HTI yang telah mencapai 9,9 juta hektar pada tahun 2011 menjadi peluang yang sangat baik dan memungkinkan untuk penyediaan sumber energi pelet kayu.

Bca Juga :